- Dan akan entah kapan, pagimu menjelma kertas kosong yang bersiap kulukisakan dengan pena pelukan.
- Akulah yang bisa memahami keluhmu, sementara engkaulah yang bisa menjelaskan detakku.
- Ada yang dikabarkan senja selain keindahan, sebuah tubuh yang gigil meminta pelukanmu untuk menyambut malam.
- Di sudut berbeda dengan apotik yang sama, kita masing-masing memesan pelukan, untuk saling menyembunyikan duka dan saling mengobati luka.
- Pun kalau isyarat rindumu adalah doa, maka tetaplah mendoa meski engkau tak lagi merindu.
- Benar bahwa takdir selalu menanda tanya perjumpaan, tapi segala kepastian didapatkan dari sebuah perjuangan.
- Kadang kusamarkan airmata sebagai isyarat pertemuan yang menumpuk segala rindu.
- Kita tak pernah benar-benar pandai melupa, hanya membiasakan diri tak biasa dengan kebiasaan seperti biasa.
- Waktu adalah terpal mengisi takdir, sementara kita adalah kaki yang terus melangkah menemukan pilihan.
- Sengaja kujatuhkan peluk pada tubuhmu dengan tidak mengunakan jam tangan, agar kita pura-pura lupa waktu saat saling merekatkan dekapan.
- Tubuhmu adalah tempat meluruhkan segala lelah, sementara pelukku tempatmu mengajarkan semesta perihal kesetiaan.
- Kadang kuminta engkau menjadi sayup, menyapaku dalam keheningan untuk kita nikmati sebagai ngantuk yang mengada.
- Kita mulai saja dari saling menjatuhkan, lalu dengan pelukan kita saling mengeratkan, hingga saling mengabadikan dengan kecupan.
- Duduklah di atas segala rasa, ada rindu yang perlu dipercakapkan dengan dua bibir dan mata yang saling menatap.
- Jika kelak pelukmu telah lekas, tinggalkanlah sedikit jejak, agar aku bisa bertamu kembali bersama keabadian.
- Ada lagu yang kau nyanyikan hingga mengabadi di pikiranku, ada pula sajak yang kusembunyikan di sela mengingatmu.
- Usai mendebat pendapat, kita punya pelukan yang lebih lekat dari sepasang mata yang saling menatap.
- Lupakan sejenak tentang pertemuan, mari nikmati pelukan jarak jauh dengan saling mendoa.
- Dan kau kelak akan menemukan pelukan yang lebih lekat dari pelukan pada umumnya.
- Tak perlu belati untuk menandai pagi, cukup dengan kopi yang berkali-kali engkau seduh dengan hati.
- Datanglah sebuah pelukan dari muasal segala harapan, lekatlah dalam dekapan untuk ketenangan yang akan mendiam.
Jumat, 08 November 2013
Sajak Nakal ( Episode 6 )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar