Senin, 17 Juni 2013

Sajak Nakal ( Episode 2 )

  • Tuhan tak menilai seberapa banyak air mata yang di tumpahkan, melainkan seberapa kuat engkau mengetarkan hati si dia.
  • Yang ku pahami dari sepi adalah kala dimana tak ada desahan mu lagi, hanya sunyi senyap dengan angin yang berhembus entah kemana. 
  • Tak perlu engkau kembali, cukup kau kenang bahwa aku pernah begitu hebat mengubah tangis mu menjadi senyum. 
  • Ajarkan ku menyentuh hatimu dengan kelembutan, lalu ku berikan engkau kesederhanaan mendalam dalam cinta.
  • Sebab senyuman tak pernah meminta materi, seperti senja yang merindu malam.
  • Terus berpijar bersama setengah kesempurnaan senja, sebab sebagiannya ada pada senyum mu.
  • Ada yang ingin ku pungut kembali, saat engkau menjauh dengan rindu yang berceceran di jalan.
  • Sesekali lihatlah bulan yang begitu setia dengan malam, meski di penuhi dengan gulita.
  • Butiran-butiran embun yang tak nampak oleh gerimis padat pagi ini masih menyisahkan sedikit kerinduan yang tak terjamah.
  • Engkau punya hobi yang unik, gemar menari-nari di pikir ku tanpa ingin di sentuh.
  • Aku dan kau hanyalah sisa dari pertemuan yang salah, dan biarlah setapak ceria membekas jadi bahan cerita.
  • Kadang aku ingin berlama- lama tinggal di dunia mimpi, hanya untuk sekali lagi rasakan indahnya cintamu.
  • Ada paragraf yang hilang pada cerita kehidupanku, cinta yang selalu menemaniku kini tak dapat lagi kubaca kisahnya.
  • Kau bukan kekasih yang kusebut dalam keluh kesah, tapi kau terkasih yang selalu ada dalam bait doa cinta.
  • Kau tau, aku dan hatiku senang jika kau peluk lewat perhatian dan doamu. Dan ku tahu, kau mengerti cinta adalah dalangnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar