Senin, 17 Juni 2013

Sajak Nakal ( Episode 1 )

  • Rindu ini bergemuruh kesegala arah. Berbenturan tak beraturan. Daun semerbak beterbangan. Mancari Satu. Namamu. Kamu.
  • Ku ingin akrab dengan sunyi tanpa bunyi, sebab di sanalah ku temukan engkau bermain di pikir ku.
  • Siang ku kini terlihat baik-baik saja. Tanpa terik tanpa basahan, hanya aku yang tetap merindu bersama angan.
  • Hanya dalam kata ku temukan engkau, seperti senja mendekap langit yang berjingga.
  • Ada senja, yang ku bayangkan saat matahari tenggelam dengan senyum mu sebagai latar belakangnya.
  • Ku baca malam pada sayup mata mu, ku resapi tiap keluh mu agar ku paham arti memiliki mu.
  • Ajarkan ku setia pada nadi mu, mengikuti tiap helai nafas mu dengan kesabaran yang merindu.
  • Ingin ku kumpulkan sisa senyum kala itu, berharap bisa menjadi penawar saat kau telah bahagia dengannya.
  • Sore ku pun basah setelah butiran hujan mendekat, memenuhi cucian yang tak sempat terangkat serta rindu yang belum jua terjawab.
  • Ada tutur kata yang telah terucap saat senja mulai menipis, aku merindu mu seperti malam mendamba pagi.
  • Senja berpulang pada malam, bahagiaku larut diantara hitamnya kenangan yangg membaur dilangit malam.
  • Ada rindu yang tak pernah selesai, saat kau hanya gemar berdiam dengan senyum tanpa isyarat penanda.
  • Karena kita terpisah ruang dan waktu, maka lewat imajinasi aku menyapa mu.
  • Biarkan ku menjadi embun, menjemput pagi mu dengan kesejukan lalu esok kembali lagi kala pilu mendatangi mu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar