Senin, 17 Juni 2013

Sajak Nakal ( Episode 3 )

  • Ku rasa benar bahwa sikapmu unik, terkadang pandai melukis senyum namun setelahnya lihai menoreh tangis.
  • Biasanya ada kau yang temui malamku, tapi kini hanya rindu yang lalu lalang di depan berandaku. 
  • Dan kita tak pernah tahu kapan dekapan itu menyata dan abadi, hanya sebatas meraba, itu saja.
  • Terima kasih senyum, pada mu cara kami menyembunyikan duka.
  • Wahai sang pemilik segala senja, berikan satu senja di wajahnya dan hanya aku yang bisa menikmatinya.
  • Biji-biji kata berjatuhan, berharap kata "rindu" dan "cemas" bisa kau punggut.
  • Ada malam yang beriring angin bersama senyap berkabut pinta dan berselimut rindu.
  • Karena tak selamanya mulut mampu berujar kata. Hanya hati yang sesak menahan segenap luka. 
  • Jagalah slalu cintamu hanya untukku. Meski kita tak saling berpeluk. Aku akan slalu ada, ketika kau pulang nanti.
  • Bila aku ingin kembali di masa laluku, mungkin tanganmu tak akan ku genggam seerat ini. 
  • Aku ingin bisa melihat angin, menggenggamnya, menatapnya bersama rindu yang tak pernah terinderai.
  • Kalau sebatas fisik, ada jutaan bualan yang bisa terucap. Tapi ini tentang hati, sebuah instrumen peneduh jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar